Kumpulan Makalah dan Artikel Islam

Tuesday, April 3, 2018

Hakikat Pendidikan Islam


Anda butuh makalah ini?
Download (Gratis), klik disini

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.       Latar Belakang Masalah
Mengingat di Indonesia mayoritas masyarakatnya muslim dan merupakan penduduk muslim terbesar di dunia, tetapi terdapat karakter-karakter anak didik maupun masyarakat Indonesia yang tidak sesuai dengan pendidikan Islam. Pemerintah Indonesia pun kurang mengetahui dan memahami tentang pentingnya pendidikan Islam terhadap masyarakat indonesia. Maka kami akan mencoba untuk menela’ah sekaligus membahas tentang hakekat pendidikan Islam.

1.2.       Rumusan Masalah
a.         Apa pengertian pendidikan Islam?
b.        Apa fungsi pendidikan Islam?
c.         Apa tujuan pendidikan Islam?
d.        Apa hubungan antara tujuan hidup dengan tujuan pendidikan dalam Islam?
e.         Bagaimana karaktersitik pendidik dalam pendidikan Islam?
f.         Apa saja materi pendidikan dalam Islam?
g.        Bagaimana kurikulum pendidikan Islam?
h.        Bagaimana sistem evaluasi pendidikan Islam?

1.3.       Tujuan Penulisan
Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Ilmu Pendidikan Islam serta untuk menambah pengetahuan kita semua tentang hakikat pendidikan Islam itu.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1.       Pengertian Pendidikan Islam
Pendidikan merupakan suatu proses generasi muda untuk dapat menjalankan kehidupan dan memenuhi tujuan hidupnya secara lebih efektif dan efisien. Pendidikan lebih daripada pengajaran, karena pengajaran sebagai suatu proses transfer ilmu belaka, sedang pendidikan merupakan transformasi nilai dan pembentukan kepribadian dengan segala aspek yang dicakupnya.
Pengertian pendidikan dengan seluruh totalitasnya dalam konteks Islam inheren dengan konotasi istilah “tarbiyah, ta’lim, dan ta’dib” yang harus dipahami secara bersama-sama. Ketiga istilah ini mengandung makna yang mendalam menyangkut manusia dan masyarakat serta lingkungan yang dalam hubungannya dengan Tuhan saling berkaitan satu sama lain. Istilah-istilah itu pula sekaligus menjelaskan ruang lingkup pendidikan Islam: informal, formal dan non formal. Hasan Langgulung merumuskan pendidikan Islam sebagai suatu proses penyiapan generasi muda untuk mengisi peranan, memindahkan pengetahuan dan nilai-nilai Islam yang diselaraskan dengan fungsi manusia untuk beramal di dunia dan memetik hasilnya di akhirat[1].
Dari berbagai literatur terdapat berbagi macam pengertian pendidikan Islam. Menurut Athiyah Al-Abrasy, pendidikan Islam adalah mempersiapkan manusia supaya hidup dengan sempurna dan bahagia, mencintai tanah air, tegap jasmaninya, sempurna budi pekertinya, pola pikirnya teratur dengan rapi, perasaannya halus, profesiaonal dalam bekerja dan manis tutur sapanya. Sedang Ahmad D. Marimba memberikan pengertian bahwa pendidikan Islam adalah bimbingan jasmani dan rohani berdasarkan hukum-hukum islam menuju kepada terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam[2].
Sedangkan menurut Syed Muhammad Naqib Al-Attas, pendidikan adalah suatu proses penamaan sesuatu ke dalam diri manusia mengacu kepada metode dan sistem penamaan secara bertahap, dan kepada manusia penerima proses dan kandungan pendidikan tersebut[3].
Jadi definisi pendidikan Islam adalah, pengenalan dan pengakuan yang secara berangsur-angsur ditanamkan ke dalam diri manusia, tentang tempat-tempat yang tepat dari segala sesuatu di dalam tatanan penciptaan, sehingga membimbing ke arah pengenalan dan pengakuan tempat Tuhan yang tepat di dalam tatanan wujud dan kepribadian. Jadi pendidikan ini hanyalah untuk manusia saja.

2.2.       Fungsi Pendidikan dalam Islam
Pada hakikatnya, pendidikan adalah suatu peroses berlangsung secara kontinu dan berkesinambungan. Maka tugas dan fungsi pendidkan yang perlu diemban oleh pendidikan Islam merupakan peroses tampa akhir sejalan dengan konsensus universal yang diterapkan oleh Allah SWT dan Rasul-Nya, dengan istilah life long education(Q.S. Al-Hijr: 99) atau istilah Noeng Muhajir, belajar tiada akhir ( no limits of study). Konsep ini bermakna bahwa tugas dan funsi pendidikan memilik sasaran pada peserta didik yang senantiasa tumbuh dan berkembang secara dinamis, mulai kandungan sampai akhir hayatnya[4].
Dengan demikian dapat, dipahami bahwa fungsi pendidikan Islam tidak saja dalam rangka membina manusia beriman dan bertakwa, berketerampilan dan berbudaya, tetapi manusia yang mampu mengatasi berbagai masalah dalam kehidupan, kemasyarakatan dan kemanusiaan, sehingga ia mampu memposisikan dirinya menjadi manusia yang berkualitas bagi agama, masyarakat dan bangsanya[5].
Menurut Yusuf Amir Faisal, bahwa pendidikan Islam dengan bertitik tolak dari prinsip Iman-islam-ihsan atau akidah-ibadah-akhlak untuk menuju satu sasaran kemuliaan manusia dan budaya yang diridhai oleh Allah SWT, setidak-tidaknya memiliki fungsi-fungsi[6] sebagai berikut :
a.         Individualisasi nilai dan ajaran Islam demi terbentuknya derajat manusia yang muttaqim dalam bersikap, berpikir dan berperilaku.
b.        Sosialisasi nilai-nilai dan ajaran Islam demi terbenruknya umat Islam.
c.         Rekayasa kultur umat Islam demi terbentuk dan berkembangnya peradaban Islam.
d.        Menemukan, mengembangkan, serta memelihara ilmu, tekhnologi, keterampilan demi terbentuknya  para manjer dan manusia profesional.
e.         Pengembangan intelektual muslim yang mampu mencari, mengembangkan serta memelihara ilmu dan tekhnologi.
f.         Pengembangan pendidikan yang berkelanjutan dalam bidan ekonomi, fisika, kimia, seni musik, seni budaya, politik, olah raga, kesehatan, dl
g.        Pemgembangan kualitas muslim dan warga negara sebagai anggota dan pembina masyarakat yang berkualitas kompetitif.
Bila dilihat secara operasional, fungsi pendidikan dapat dilihat dari dua bentuk, yaitu :
a.         Alat untuk memelihara, memperluas, dan menghubungkan tingkat kebudayaan, nilai-nilai tradisi dan sosial,serta ide-ide masyarakat dan nasional.
b.        Alat untuk mengadakan perubahan, inovasi dan perkembangan. Pada garis besarnya, upaya ini dilakukan melalui potensi ilmu pengetahuan dan skill yang dimiliki, serta melatih tenaga manusia (peserta didik) yang produktif dalam menemukan perimbangan perubahan sosialekonomi yang demikian dinamis.

2.3.       Tujuan Pendidikan dalam Islam
Tujuan pendidikan Islam tidak terlepas dari tujuan hidup manusia dalam Islam, yaitu untuk menciptakan pribadi-pribadi hamba Allah yang selalu bertakwa kepadaNya, dan dapat mencapai kehidupan yang berbahagia di dunia dan akhirat (lihat S. Al-Dzariat:56; S. ali Imran: 102).
Dalam konteks sosiologi pribadi yang bertakwa menjadi rahmatan lil ‘alamin, baik dalam skala kecil maupun besar. Tujuan hidup manusia dalam Islam inilah yang dapat disebut juga sebagai tujuan akhir pendidikan Islam.
Tujuan khusus yang lebih spesifik menjelaskan apa yang ingin dicapai melalui pendidikan Islam. Sifatnya lebih praxis, sehingga konsep pendidikan Islam jadinya tidak sekedar idealisasi ajaran-ajaran Islam dalam bidang pendidikan. Dengan kerangka tujuan ini dirumuskan harapan-harapan yang ingin dicapai di dalam tahap-tahap tertentu proses pendidikan, sekaligus dapat pula dinilai hasil-hasil yang telah dicapai.

2.4.       Hubungan antara Tujuan Hidup dengan Tujuan Pendidikan dalam Islam
Pada dasarnya tujuan pendidikan merupakan kristalisasi nilai-nilai. Yang di maksud nilai-nilai ialah daya pendorong dalam hidup, yang memberi makna dan pengabsahan pada tindakan seseorang[7].
Tujuan pendidikan ditentukan oleh pendidik sebagai orang yang mengarahkan proses pendidikan. Karenanya tujuan pendidikan berkaitan erat dengan nilai-nilai yang di junjung tinggi oleh pendidik di dalam hidupnya. Dengan perkataan lain, tujuan pendidikan tidak bisa di pisahkan dari tujuan hidup pendidik. Tujuan pendidikan Islam sama dengan tujuan hidup yang di tetapkan oleh Allah. Di dalam al-Qur’an Allah telah memberitahukan tujuan diadakannya atau dihidupkannya manusia  atau tujuan hidup manusia:
$tBur àMø)n=yz £`Ågø:$# }§RM}$#ur žwÎ) Èbrßç7÷èuÏ9 ÇÎÏÈ
Artinya: “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.” (Q.S. adz-Dzariyat, ayat 56)
Dengan demikian tujuan hidup manusia adalah untuk menjadi pengabdi Allah, menjadi pelayan Allah, penurut kemauan Allah. Orang yang menurut kemauan Allah itu dinamakan juga taqwa. Orang yang paling tinggi derajat nilai dirinya dan paling mulia di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa[8].
Pendidikan Islam bukan hanya pengajaran teoritis, melainkan juga benar-benar melakukan pembentukan kecakapan riil yang diperlukan bagi seorang pengabdi Allah yang mendapat tugas sebagai khalifa di bumi, pengabdi Allah dinamakan juga orang takwa itubukanlah ahli teori keagamaan, melainkan tahu dengan jelas dan lengkap seluruh isi ajaran Allah di dalam Al-Qur’an dan cakap mengerjakannya dalam praktek hidup sehari-hari, baik selaku individu maupun selaku keluarga, warga masyarakat dan bangsa[9].

2.5.       Karakteristik Pendidik dalam Pendidikan Islam
Dalam pendidikan Islam, seorang pendidik hendaknya memiliki karakteristik yang dapat membedakannya dari yang lain. Dalam hal ini karakteristik pendidik muslim terbagi dalam beberapa bentuk, diantaranya yaitu:
a.         Bersifat ikhlas: melaksanakan tugasnya sebagai pendidik semata-mata untuk mencari keridhoan Allah dan menegakkan kebenaran.
b.        Mempunyai watak dan sifat rubbaniyah.
c.         Bersifat sabar dalam mengajar.
d.        Jujur dalam menyampaikan apa yang diketahuinya.
e.         Mampu menggunakan metode mengajar yang bervariasi.
f.         Mampu mengelola kelas dan mengetahui psikis anak didik, tegas dan proposional.
2.6.       Materi Pendidikan dalam Islam
Yaitu bahan – bahan atau pengalaman – pengalaman belajar ilmu agama Islam yang disusun sedemikian rupa (dengan susunan yang lazim tetapi logis) untuk disajikan atau disampaikan kepada anak didik. Dalam pendidikan Islam materi pendidikan ini seringkali disebut dengan istilah maddatut tarbiyah. Proses tarbiyah (pendidikan) mempunyai tujuan untuk melahirkan suatu generasi baru dengan segala ciri – cirinya yang unggul dan beradab. Penciptaan generasi ini dilakukan dengan penuh keikhlasan dan ketulusan yang sepenuhnya dan seutuhnya kepada Allah SWT melalui proses tarbiyah.

2.7.       Kurikulum
Kurikulum berasala dari bahasa latin “Curriculum” dan terdapat pula dalam bahasa prancis “courir” artinya “to run” artinya berlari. Istilah ini digunakan untuk sejumlah courses atau mata pelajaran yang harusc ditempuh untuk mencapai gelar atau ijazah. Secara tradisional kurikulum diartikan sebagai mata pelajaran yang diajarkan disekolah.
Kurikulum dalam pendidikan Islam dikenal dengan kata-kata “manhaj” yang berarti jalan yang terang yang dilalui oleh pendidik bersama anak didiknya untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap mereka.
Secara umum karakteritik kurikulum pendidikan Islam adalah pencerminan Islami yang dihasilkan dari pemikiran kefilsafatan dalam seluruh aktivitas dan kegiatan kependidikan dalam prakteknya. Konsep inilah yang membedakan kurikulum pendidikan Islam dengan kurikulum pendidikan pada umumnya.

2.8.       Evaluasi
Rangkaian akhir dari suatau proses kependidikan Islam adalah Evaluasi atau penilaian. Berhasil atau tidaknya pendidikan Islam dalam mencapai tujuannya dapat dilihat setelah dilakukannya evaluasi out put yang dihasilkannya. Maka secara sederhana Evaluasi pendidikan dapat diberikan batasan sebagai suatu kegiatan untuk menentukan taraf kemajuan suatu pekerjaan dalam pendidikan Islam.
Dalam ruang lingkup yang terbatas, Evaluasi dilakukan adalah dalam rangka mengetahui tingkat keberhasilan pendidik dalam menyampaikan materi kepada peserta didik, sedangkan dalam ruang lingkup yang luas, Evaluasi dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan dan kelemahan suatu proses pendidikan Islam dalam pencapaian tujuan pendidikan yang diinginkan serta pelaksanaan dan berakhir pada kepribadian muslim.
Secara umum ada empat kegunaan evaluasi dalam pendidikan Islam. Pertama, dari segi pendidik, evaluasi berguna untuk membantu seorang pendidik mengetahui sudah sejauh mana hasil yang dicapai dalam pelaksanaan tugasnya. Kedua, dari segi peserta didik, evaluasi berguna untuk peserta didik untuk dapat mengubah atau mengembangkan tingkahlaku secara sadar kea rah yang lebih baik. Ketiga, dari segi ahli fakir pendidikan Islam, evaluasi berguna untuk mengetahui kelemahan-kelemahan teori pendidikan Islam dan membantu mereka dalam merumuskan teori itu kembali, pendidikan Islam yang relevan dengan arus dinamika zaman. Keempat, dari segi politik mengambilkebijakan pendidikan Islam (pemerintah) evaluasi berguna untuk membantu mereka dalam membenahi sistem pengawasan dan mempertimbangkan kebijakan yang akan diterapkan.


BAB III
PENUTUP

3.1.       Kesimpulan
Dengan pemaparan definisi pendidikan islam di atas dapat disimpulkan bahwa definisi pendidikan islam adalah proses pembentukan kepribadian manusia kepribadian islam yang luhur. Bahwa pendidikan islam bertujuan untuk menjadikannya selaras dengan tujuan utama manusia menurut islam, yakni beribadah kepada Allah swt.
Diharapkan dengan pemahaman hakikat pendidikan Islam ini. Memberi motivasi agar manusia khususnya muslim selalu mencari ilmu hingga akhir hayat, dalam rangka merealisasikan tujuan yang telah disebutkan dalam QS. Adz-Dzariyat: 56 dapat diaplikasikan secara berkelanjutan.

3.2.       Saran
Makalah ini kami rangkum dari beberapa sumber, namun sumber yang menjadi rujukan kami sangat terbatas sehingga hasilnya pun tidak maksimal. Karena itu kami sebagai penulis membuka diri untuk menerima saran-saran dari para pembaca agar makalah ini dapat labih baik lagi.

DAFTAR PUSTAKA


Abdullah, Abd. Rahman. 2010. Aktualisasi konsep dasar Pendidikan Islam (rekonsstruksi pemikiran tinjauan filsafat pendidikan Islam), Yogyakarta: UII Press.
Aly, Hery Noer. 1999. Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Logos Wacana Ilmu.
Arifin, M. 1993. Filsafat Pendidikan Islam, Cet. III. Jakarta: Bumi Aksara.
Budiman, Nasir. Pendidikan dalam Persepektif Al-Qur’an, Cet.I.  Jakarta: Madani Press.
Hawi, Akmal. 2005. Dasar-dasar Pendidikan Islam, Palembang : IAIN Raden Fatah Press.
Herliana. 2012. Hakikat Pendidika Islam. dari http://herlianastai.blogspot.com pada tanggal 18 September 2014 pukul 21:40 Wib.
Mukodi. 2010. Pendidikan Islam Terpadu, reformasi pendidikan di era global. Yogyakarta : Magnum Pustaka.
Ramayulis. 2011. Ilmu Pendidikan Islam (Edisi Revisi). Jakarta: Kalam Mulia.
Usa,, Muslim dan Wijdan, Aden. 1997. Pemikiran Islam dalam Peradaban Industrial. Yogyakarta: Aditya Media.


[1][1] Herliana, Hakikat Pendidika Islam, di akses dari http://herlianastai.blogspot.com/2012/12/hakikat-pendidikan-islam.html pada tanggal 18 September 2014 pukul 21:40 Wib
[2] Ibid
[3] Ibid
[4] Mukodi, Pendidikan Islam Terpadu, reformasi pendidikan di era gelobal, Yogyakarta : Magnum Pustaka, 2010, Hlm. 9
[5] Abd. Rahman Abdullah, Aktualisasi konsep dasar Pendidikan Islam (rekonstruksi pemikiran tinjauan filsafat pendidikan Islam), Yogyakarta: UII Press, 2002, Hlm. 54
[6] Ibid, Hlm. 56
[7] Hery Noer Aly, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999, Hlm.56
[8] Akmal Hawi. Dasar-dasar Pendidikan Islam, Palembang : IAIN Raden Fatah Press, 2005, Hlm., 10
[9] ibid , Hal., 11-12



Anda butuh makalah ini?
Download (Gratis), klik disini